Terjebak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Terjebak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Suasana sekitar Kantor Desa Pululera, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur kala diterpa hujan pasir vulkanis yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Jumat (8/11/2024). ANTARA/Sean Filo Muhamad

Wajah cemas dan perasaan takut terpancar dari warga yang mendiami Desa Pululera, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (8/11) sore, saat melihat Gunung Api Lewotobi Laki-laki, kembali mengeluarkan abu yang tinggi menjulang.

Gunung berketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu telah mengalami erupsi sebanyak lebih dari 900 kali, pada 2024 ini.

“Cepat, pakai sepatu, kemasi barang yang perlu, kita semua mengungsi! Jangan panik!” kata seorang petugas di Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, yang terletak di pintu masuk desa yang berjarak sekitar 7 kilometer ke arah utara.

Pada saat yang sama, petugas lainnya juga tengah mempersiapkan alat-alat yang akan mereka selamatkan, seperti alat pemantauan gunung api secara portabel, yang memungkinkan mereka untuk tetap mengamati aktivitas gunung sembari mengungsi.

Mengetahui para petugas pengamat gunung api yang akan mengungsi rasanya menjadi pemicu adrenalin ANTARA yang saat itu berkesempatan untuk meliput langsung. Sebab, tak pernah terbayangkan dalam benak kami bahwa para “penjaga terakhir” gunung api ini juga akan ikut mengungsi.

‘Akan sebahaya apa bencana yang akan kami alami ini, jika para penjaganya saja juga sampai mengungsi,” kira-kira itu yang kami pikirkan saat itu.

Tak lama setelah itu, kami bergegas menuju ke sepeda motor yang kami gunakan untuk berlindung dan mencari tempat berteduh yang lebih aman. Pada saat itu pula, hujan abu dan pasir vulkanis mulai turun

Hujan pasir yang terjadi memaksa kami untuk tidak memacu sepeda motor yang kami gunakan dengan kecepatan di atas 20 km per jam, itu pun dilakukan sembari mengernyitkan dahi dan memperkecil bukaan mata untuk mengantisipasi masuknya pasir yang bisa membahayakan kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*