Kisah Gusti Jelantik dan Perlawanan Gigih Bali terhadap Belanda

Kisah Gusti Jelantik dan Perlawanan Gigih Bali terhadap Belanda

Perang kerajaan

ULTIMATUM Belanda terkait penghapusan hukum tawan karang dan pengakuan kekuasaan tidak membuat kerajaan-kerajaan di Bali tunduk. Para raja, khususnya di Buleleng dan Karangasem, justru mempersiapkan pasukan untuk menghadapi kemungkinan perang.

Gusti Jelantik, Raja Buleleng, memerintahkan prajuritnya memperkuat kubu-kubu pertahanan serta mempersiapkan persenjataan demi menjaga wilayah jika Belanda melancarkan serangan.

Pada 27 Juni 1846, pasukan ekspedisi Belanda mendarat di Pantai Buleleng. Kekuatan mereka mencapai 1.700 prajurit darat, terdiri dari 400 serdadu Eropa, 700 serdadu pribumi, 100 serdadu Afrika, dan 500 pasukan bantuan dari Madura. Selain itu, Belanda juga mengerahkan pasukan laut menggunakan kapal-kapal sewaan.

Karena Raja Buleleng tidak memberikan jawaban atas ultimatum, pasukan Belanda segera melakukan pendaratan. Prajurit-prajurit Bali yang telah bersiap menyambut serangan pun terlibat baku tembak. Hujan tembakan meriam dari kapal Belanda memaksa pasukan Bali mundur dari garis pertahanan pantai, sebagaimana dicatat dalam Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia.

slot online gampang menang